Selamat Datang di Desa Ciwiru

Diriwayatkan sekitar tahun 1600-an, seorang tokoh bernama Ki Geden Banjar Sari dari Lurah (wilayah Plumbon-Cirebon) pergi meninggalkan desanya akibat perselisihan. Dalam perjalanannya ke arah selatan, ia menemukan sebuah tempat yang sejuk dan elok, lalu memutuskan untuk membangun pemukiman.

Saat mencari bantuan, ia bertemu dengan seorang pertapa bernama Buyut Raganala yang mendukung niatnya. Setelah mengajak sanak saudara dan sahabatnya, mulailah mereka membabad wilayah itu menjadi sebuah pemukiman.

Beberapa tahun kemudian, datanglah Ki Wanantara dari Wanasaba dengan tujuan menyebarkan agama Islam. Pertemuan antara Ki Geden Banjar Sari, Buyut Raganala, dan Ki Wanantara di dekat sebuah mata air yang jernih kebiru-biruan melahirkan gagasan nama "CIBIRU" yang artinya Air Biru.

Setelah melalui berbagai peristiwa, ketiga tokoh tersebut sepakat merubah nama "CIBIRU" menjadi "CIWIRU". Nama ini mengandung filosofi Sunda Wiwitan: “Jadikanlah hati kita sejernih air, hingga kejernihannya mampu memberikan warna kebaikan, ketentraman, kedamaian bagi sesama”. Ki Geden Banjar Sari kemudian diangkat menjadi lurah pertama di pemukiman tersebut.